Aku memang terluka. Terluka dengan
mereka-mereka yang mungkin tak memahami atau juga sengaja buat tidak tahu. Tahu
apa yang tersirat di balik hati ini dengan setiap kata-kata yang menghiris terus hati ini menjadi
serpihan. Serpihan-serpihan yang tak kelihatan dek mata kasar tapi terkesan di
lubuk hati. Hati yang tak mungkin akan terubat dengan hanya belaan nan satu
itu. Itu yang membuatkan aku ingin pergi jauh. Jauh dari desa itu, agar aku tak
perlu lagi kembali. Kembali hanya menyatakan aku bukan lagi seperti yang mereka
pernah omongkan dahulu, aku bukan lagi seperti insan yang dulu mereka lukai. Lukai
hati ini dengan segala tusukan, corekan, robekan yang sedikit pun tiada
kasihan. Kasihan pada diri ini membuatkan aku ingin membawa hati ini buat
membalut serpihan itu yang tak mungkin menjadi seperti yang sama. Sama sebelum
aku terluka, sama sebelum aku dengar kata-kata penuh duri. Duri yang tak akan
pernah tanggal di sekeping hati ini yang aku tahu akhirnya bakal menjadi dendam
yang membakar sisa-sisa hati yang tertinggal. Tertinggal dalam siksa yang
membuatkan aku membenci dan ingin melupakan mereka. Mereka yang kononnya tidak
tahu, yang kononnya tidak mengerti salah sendiri. Sendiri itulah yang membuatkan
aku memendam semuanya yang membawa aku ke pelabuhan kesedihan yang tak pernah
surut dengan kesakitan dan kedukaan. Kedukaan yang tak pernah reda dengan sendu
dari hati dan jiwa yang direndam dalam air mata jiwa nan rawan. Rawan jiwa yang
tak pernah terubat hingga satu masa mereka hilang dan pergi terus dari hidup
ini.
No comments:
Post a Comment