Saturday, September 24, 2011

Cerita duka yang tak berkesudahan.

Aku memang terluka. Terluka dengan mereka-mereka yang mungkin tak memahami atau juga sengaja buat tidak tahu. Tahu apa yang tersirat di balik hati ini dengan setiap kata-kata  yang menghiris terus hati ini menjadi serpihan. Serpihan-serpihan yang tak kelihatan dek mata kasar tapi terkesan di lubuk hati. Hati yang tak mungkin akan terubat dengan hanya belaan nan satu itu. Itu yang membuatkan aku ingin pergi jauh. Jauh dari desa itu, agar aku tak perlu lagi kembali. Kembali hanya menyatakan aku bukan lagi seperti yang mereka pernah omongkan dahulu, aku bukan lagi seperti insan yang dulu mereka lukai. Lukai hati ini dengan segala tusukan, corekan, robekan yang sedikit pun tiada kasihan. Kasihan pada diri ini membuatkan aku ingin membawa hati ini buat membalut serpihan itu yang tak mungkin menjadi seperti yang sama. Sama sebelum aku terluka, sama sebelum aku dengar kata-kata penuh duri. Duri yang tak akan pernah tanggal di sekeping hati ini yang aku tahu akhirnya bakal menjadi dendam yang membakar sisa-sisa hati yang tertinggal. Tertinggal dalam siksa yang membuatkan aku membenci dan ingin melupakan mereka. Mereka yang kononnya tidak tahu, yang kononnya tidak mengerti salah sendiri. Sendiri itulah yang membuatkan aku memendam semuanya yang membawa aku ke pelabuhan kesedihan yang tak pernah surut dengan kesakitan dan kedukaan. Kedukaan yang tak pernah reda dengan sendu dari hati dan jiwa yang direndam dalam air mata jiwa nan rawan. Rawan jiwa yang tak pernah terubat hingga satu masa mereka hilang dan pergi terus dari hidup ini.

No comments:

Post a Comment